Senin, 23 April 2012

Negara Para Plagiat



Belum lama ini berita tentang lagu yang berjudul 'iwak peyet" ramai menghiasi segmen-segmen gosip baik di media cetak maupun elektronik, lagu tersebut dikatakan menjiplak yel-yel supporter dari salah satu klub di Yunani dan di Jawa Timur dan band cock sparrel. Sebenarnya 'iwak penyet' bukan lagu pertama yang (ketahuan?) menjiplak, sebelummya sudah banyak lagu dari musisi Indonesia yang mirip (baik disengaja maupun tidak) dengan lagu mancanegara. Saya pernah secara tidak sengaja mendengar lagu duet dari salah satu band pendatang dengan penyanyi cewek pendatang baru yang sejak intro awal sampai penghabisan, lagunya terdengar seperti "two is better than one" yang dinyanyikan oleh Boyz like Girls dan Taylor Swift. Tapi sepertinya yang menyadari kemiripan kedua lagu tersebut hanya segelintir orang sehingga beritanya tidak ramai seperti lagu "iwak peyet". D'massive, Dewa, Vierra, Mulan, Joeniar Arif bahkan idola para ABG Smash pun tidak luput dari isu plagiasme.

Parahnya lagi, beberapa musisi di negara ini malah berkilah jika musik mereka dipengaruhi oleh atau influenced by those particular musician. Okay, yang plagiat tidak selamanya musisi Indonesia, bahkan ada beberapa karya anak bangsa yang dijiplak musisi luar salah satunya adalah lagu peterpan yang dijiplak oleh salah satu penyanyi dari India. 

Plagiat tidak hanya terjadi di dunia musik saja, tapi juga di industri film/sinetron. Beberapa jam yang lalu, saya terpaksa menonton FTV yang berjudul "proposal cinta blahblahblah" yang 101% menjiplak cerita dari film "the Proposal" yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan Ryan Reynolds. Tidak hanya dari segi cerita, dialog-dialognya pun terkesan seperti terjemahan dari dialog-dialog dari "the Proposal". Scene yang tidak dijiplak hanya adegan handuk jatuh a la Sandra Bullock dan scene ciuman pada adegan penutup, selebihnya sama persis.

Sinetron di atas hanya segelintir sinetron yang menjiplak film Hollywood, saya yakin masih banyak hasil plagiat yang belum saya tonton dikarenakan saya hampir tidak pernah menonton tayangan lokal (tanpa bermaksud menjadi westomania).

Mungkin banyak yang tidak memahami perbedaaan antara plagiarisme dan pengaruh (influence), beberapa musisi luar pun banyak yang mencomot lagu dari musisi idola mereka seperti misalnya lagu On the Floor-mya JLo, musik lambada sangat jelas terdengar di bagian reff, penyanyi RnB pendatang baru, Mohomba yang terinspirasi dengan lagu Zombie milik the cranberries, judul lagunya pun diberi nama in your head. Evanesce yang adalah penggemar berat Nirvana, pada album pertamanya pun banyak terinspirasi dengan beat-beat grunger a la Nirvana. Eminem pun terinspirasi dari lagu anak-anak yang berjudul "rock a bye baby" untuk lagu "Mockingbird"nya. Inspirasi atau pengaruh musisi-musisi ini tidak tergolong plagiat karena mereka secara keseluruhan karya mereka berbeda dengan musisi aslinya, bahkan bagian yang dicomot seperti dalam lagu JLo pun dibikin atas seijin penciptanya sehingga tidak melanggar hak cipta.

Terlepas dari kasus tersebut, musik dan film Indonesia sebenarnya cukup bisa diperhitungkan. Gigi, maliq and D'essential, Nidji, Rama Satria, Trees and the Wild dan beberapa nama lain pantas diacungi jempol untuk keunikan dan originalitas karya mereka. 
Untuk industri film sendiri, setelah diputar di Toronto International Film festival, film the Raid mampu bertahan di top 20 box office setelah 4 minggu pemutaran, cukup membanggakan bukan? Ini adalah contoh bahwa Indonesia mampu berkarya tanpa plagiasi.