Selasa, 14 Februari 2012

Self Imaging: What A phony you

Percakapan 1:
Him: Kemarin aku beli Gibson Buckethead Series lho,  lumayan murah Cuma 16 jeti”
Me: emang lo bisa maen gitar? Sejak kapan? Ajarin donk”
Him: nggg…anu, ntar ya hmmm, kl aku ada waktu”
Me: *rolling eyes*

Percakapan 2:
Her: whoaaaa…. Foo Fighters bakal konser di Singapore, beli tiketnya aaahh, mumpung paspor gw belum expire ini”
Me: Wow, salamin ma Dave Grohl yak… request suruh dy nyanyiin lagunya yg Walking After You donk” eh bukannya lo ga suka music rock ya?
Her: Dave who?? Walking what??
Me: *tepokjidat”

Percakapan 3:
Woman 1: wooott, Mazda 2 keren juga yak.. beli ahh
Woman 2: eike udah inden BMW yg keluaran terbaru lho jeng
Man 1: Permisi Bu, sy dari bank anu. Maaf utang Ibu berdua sudah nunggak 3 bulan. Kapan mau dibayar ya Bu?

Akrab dengan kejadian seperti di atas? Well, you’re not alone.
Seolah-olah semua orang berlomba-lomba melakukan sesuatu yang sangat bukan dirinya, supaya dianggap sebagai sesuatu. Alhamdulillah ya, sesuatu… (jargon ini copas dari seorang artis yang suka berbuat sesuatu juga).
Get real, people!!!
If you can’t play guitar, then don’t buy it!!!
If you like pop melayu, then don’t push yourself to go to a Rock Concert, or Jazz or Country, or even Blues.
If you can’t effort to buy car, then don’t buy it.
What is that for anyway?
Cuma untuk dibilang keren, gaul, jago, tajir, or something.
Yeah right!!!
Sama sekali tidak keren, jika utangmu menumpuk kan?
Saya pernah didekati oleh tipe cowok seperti ini. Dengan segala gombal tentang jumlah digit tabungannya, jumlah tingkat rumahnya, jumlah roda kendaraannya, ternyata tidak sedikitpun saya menganggapnya keren. Malah sebaliknya, saya muak dan akhirnya mengambil langkah seribu alias kabur daripada terus-terusan menguap bosan mendengar bualannya.

Saya sedikit menyalahkan media yang terlalu banyak mengumbar kehidupan hedonism, sehingga remaja-remaja sekarang baru merasa keren jika mereka menghambur-hamburkan uang untuk mengikuti apapun yang sedang happening. Tak masalah jika orang tuamu kaya, tapi jika tidak? Tidak heran banyak remaja yang menjual diri, demi - well, katakanlah - sebuah telepon genggam yang mereknya berbentuk buah. Miris kan?
Why are trying so hard to fit in, when you were born to stand out? (kutipan keren ini saya ambil dari film  “what a girl wants”)
Menjadi keren bukan berarti kau harus pergi ke konser jazz jika disana kau malah hanya bengong dan sibuk dengan gadget-mu. Bukan pula berarti kau harus punya mobil lansiran terbaru, sementara kau baru mau belajar nyetir (sekarang banyak kasus kecelakaan lho).
We’re amazing just the way we are,
Ketika kau bisa menjadi dirimu sendiri, melakukan apapun yang kau suka dan peduli setan dengan pendapat orang lain. Well. Itu bukan hanya keren… tapi oh-so-fabulous.

2 komentar:

  1. dan sering kali saya merasa korban pendengaran. alias hanya bisa mendengar tanpa berkomentar :)

    BalasHapus
  2. Hahahahaaaa....selamat mendengar sampai bosan bang :) btw tumben abang mampir dilapak eike :)

    BalasHapus